Rabu, 15 Januari 2020

CINTAH TANAH AIR




Sore yang senja ketika matahari mulai menenggelam kan sinarnya menuju malam yang mulai gelap dan terpancarkan sinar-sinar bulan dan bintang yang mulai bermunculan, ketika itu burung-burung sampai di penginapan keheningan malam dan tergantikan oleh hewan-hewan malam yang mulai tenang dan bernada sedang.
    Aku langkahkan kakiku Menuju deruan suara panggilan atas nama tuhan,di tempat sunyi dan suci ini kami berdoa dgn ikhlas dan penuh pasrah memohon kepadanya,ku mohon cita-cita akan harapan bisa terkabulkan oleh nya (Allah).
      Tatkala ketika itu (hari ini) aku teringat oleh peringatan kepahlawanan siang hari tadi yang bertepatan tgl 10 november 2012,tak lupa aku memanjatkan doa ,untuk pahlawan kepada tuhan yang maha Esa  karena atas jasa-jasanya dan perjuangan nya kami disini  dapat berdiri  disini dengan tenang dan tanpa kekacauan,kami berdoa semoga mereka (pahlawan) bisa di terima di sisi nya (Allah).
Seketika itu waktu yerus berlalu dan doa kami semakin berlalu ,aku meninggalkan tempat itu,tempat yang suci dan teramat tenang itu,disaat malam sudah penuh menghiasi negeri  ini,aku berjalan tatkala itu menyusuri jalan yang berliku  seketika itu  aku berjumpa dengan ke dua teman ku Doni ,aku saling menyapa dan bertanya dan kami sempat berhenti di suatu tempat yang cukup sunyi.

Aku bertanya  “ Don dari mana kamu kok belum pulang “   
kata Doni “ini aku habis mengikuti acara peringatan 10 november maklum acaranya padat jadi aku pulang malam’’
tanyaku gimana acaranya sukses kan ,” iya alhamdulillah sukses.
Waktu itu aku teringat  kepada pejuang tanah air dan aku bertanya kepada Doni " Don bagaimana ya caranya agar kita seperti para pejuang yang mencintai  tanah air ini secara mati-matian ? " kan kita sudah tidak di jaman perang.
Seketika itu andi datang dan mengacaukan pembicaraan kami ,
“Andi bilang”  hei kalian itu bicara apaan sih kok bicara kamu ribet amat." Kamu itu datang-datang mangacaukan pembicaraan saja " kataku.Ini kan hari pahlawan sudah sewajarnya kita mengenang para pahlawan kita yang telah berjuang mati-matian demi negeri ini  tanpa mereka engkau tidak akan se-enak ini,

       Andi yang ketika itu seusai pulang dari bermain serasa meremehkan pembicaraan kami berdua, Andi bilang’’ kalian berdua lho kok segitunya padahal aku nganggap hari ini seperti biasa-biasa saja “maklum Andi yang tidak begitu paham tentang sejarah bilang begitu karena hobinya yang bermain-main’’.
    Doni yang hanya terdiam saja setelah kedatangan andi hanya melihat saja dan mendengarkan nya tak satupun kata-kata yang terlontar dari mulut nya, maklum andi bisa di katakan sebagai anak yang paling pemberani,nakal,dan mudah emosi jika  kata-kata nya di tentang .